Shanyna Isom mulai frustrasi dengan penyakit langka yang menderanya. Bukan bulu-bulu halus yang tubuh dari folikel rambut di kulitnya, melainkan jaringan kuku-kuku kecil seperti yang biasa tumbuh di ujung jemari.
kasusnya menjadi misteri di dunia medis. Tim dokter tak ada yang mampu membuat diagnosis. Apalagi menemukan pengobatan. Sudah £160 ribu atau hampir Rp2,4 miliar dana habis, namun sia-sia.
Sindroma misterius ini mulai muncul sekitar tiga tahun lalu. Bermula ketika Isom mendapat resep obat steroid untuk mengatasi serangan asmanya. Sesaat setelah minum obat itu, ia merasakan gatal luar biasa di sekujur tubuh.
kasusnya menjadi misteri di dunia medis. Tim dokter tak ada yang mampu membuat diagnosis. Apalagi menemukan pengobatan. Sudah £160 ribu atau hampir Rp2,4 miliar dana habis, namun sia-sia.
Sindroma misterius ini mulai muncul sekitar tiga tahun lalu. Bermula ketika Isom mendapat resep obat steroid untuk mengatasi serangan asmanya. Sesaat setelah minum obat itu, ia merasakan gatal luar biasa di sekujur tubuh.
Rasa gatal itu kemudian diikuti munculnya benjolan-benjolan hitam di kaki. Dokter mencoba melakukan pengobatan, namun tak berhasil. Daya tahan tubuh Isom bahkan sempat melemah hingga dia sulit berjalan.
Seiring kondisi itu, semua helaian rambut dan bulu-bulu halus di sekujur tubuhnya perlahan tanggal. Termasuk rambut di kepalanya. Semua berganti jaringan keras menyerupai kuku-kuku jemari yang tentu menyakiti tubuhnya sendiri.
"Aku tidak bisa duduk, tetapi aku mulai bisa berjalan dengan tongkat meski kadang-kadang sudah bisa berjalan sendiri," ujar wanita 28 tahun asal Memphis itu. "Sampai sekarang, cuma saya satu-satunya pasien di dunia dengan penyakit seperti ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar