1. Owen Hargreaves
Kalau ada pemain yang paling sial karena cedera, Owen Hargreaves adalah orangnya. Sempat bersinar di Jerman bersama Bayern Munich, Hargreaves kemudian harus lebih banyak berkutat dengan cedera selama bermain di Premier League.
Gelandang 32 tahun itu mengalami rusak otot paha, otot betis, patah kaki dan beberapa kali operasi di kedua lutut. Bersama Manchester United, Hargreaves hanya bermain 27 kali selama empat musim. Sedangkan di Manchester City (2011/2012), mantan pemain timnas Inggris itu hanya tampil satu kali. Hebatnya, Hargreaves tidak pernah menyerah. Musim lalu, pemain berambut ikal itu sempat menjalani tes bersama Queens Park Rangers, meskipun gagal.
Gelandang 32 tahun itu mengalami rusak otot paha, otot betis, patah kaki dan beberapa kali operasi di kedua lutut. Bersama Manchester United, Hargreaves hanya bermain 27 kali selama empat musim. Sedangkan di Manchester City (2011/2012), mantan pemain timnas Inggris itu hanya tampil satu kali. Hebatnya, Hargreaves tidak pernah menyerah. Musim lalu, pemain berambut ikal itu sempat menjalani tes bersama Queens Park Rangers, meskipun gagal.
2. Michael Ballack
Ballack merupakan salah satu legenda Jerman. Sayang, mantan pemain Chelsea, Bayern Munich dan Bayer Leverkusen itu lebih dikenal sebagai salah satu pesepakbola yang tidak beruntung dalam hal gelar. Bersama timnas Jerman, Ballack hanya menjadi runner-up Piala Dunia 2002, peringkat tiga Piala Konfederasi 2005, peringkat tiga Piala Dunia 2006 dan runner-up Piala Eropa 2008.
Di pentas Liga Champions, Ballack dua kali menjadi runner-up, 2002 bersama Leverkusen dan 2008 bersama Chelsea. Di liga domestik, pemain yang pensiun pada 2012 itu empat kali menjadi runner-up Bundesliga (2000, 2002, 2004 dan 2011). Di Premier League, Ballack dua kali menjadi runner-up pada 2007 dan 2008. Di pentas DFB Pokal, Ballack pernah sekali menjadi runner-up pada 2002, sedangkan di Piala Liga runner-up 2008.
3. Leroy Rosenior
Siapa pelatih paling sial? Orang itu adalah Leroy Rosenior. Mantan striker West Ham United dan Fulham itu hingga kini masih tercatat sebagai manajer dengan masa kepemimpinan terpendek di sepakbola Inggris. Kisah itu terjadi pada 17 Mei 2007, ketika Rosenior ditunjuk sebagai manajer klub League Two (Divisi 3 Inggris), Torquay United. Setelah menandatangani kontrak, Rosenior kemudian menggelar jumpa pers pada 15.30 hingga 15.40 waktu setempat.
Usai jumpa pers, Rosenior diberitahu presiden klub bahwa Torquay sudah dijual kepada konsorsium lokal. Rosenior kemudian mengetahui bahwa konsorsium itu sudah menunjuk Paul Buckle sebagai manajer. Dengan demikian, Rosenior hanya menjadi pelatih Torquay selama 10 menit.
"Awalnya saya terkejut. Tapi, kemudian saya menertawai peristiwa tersebut," ujar Rosenior.
Usai jumpa pers, Rosenior diberitahu presiden klub bahwa Torquay sudah dijual kepada konsorsium lokal. Rosenior kemudian mengetahui bahwa konsorsium itu sudah menunjuk Paul Buckle sebagai manajer. Dengan demikian, Rosenior hanya menjadi pelatih Torquay selama 10 menit.
"Awalnya saya terkejut. Tapi, kemudian saya menertawai peristiwa tersebut," ujar Rosenior.
4. Andres Escobar
Escobar pantas disebut pesepakbola paling tidak beruntung sekaligus tragis. Bek timnas Kolombia itu tewas ditembak pada 2 Juli 1994. Kasus penembakan Escobar diyakini karena gol bunuh diri yang dilakukan mantan pemain Atlético Nacional itu ketika Kolombia melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 1994, 10 hari sebelum penembakan.
Pelaku penembakan adalah Humberto Castro Muñoz, yang merupakan anggota kartel narkoba di Kolombia. Munoz juga pernah bekerja untuk dua pemimpin kartel, Pedro David dan Juan Santiago Gallon Henao, yang diyakini kalah besar dalam taruhan laga Kolombia melawan Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar