Bagi Emma Riehl, suara apapun yang muncul disekelilingnya adalah menyebalkan. Saking bencinya terhadap suara, Emma bahkan sering kebingungan dan gelisah.
Emma menderita penyakit misophonia, atau penyakit pembenci suara. Penyakit itu merupakan penyakit langka yang menyerang sistem syaraf. Umumnya, penderita misophonia pernah mengalami peristiwa buruk yang disebabkan oleh suara-suara tertentu.
Dalam video dokumentasi kehidupan sehari-hari Emma, Emaa mendeskripsikan reaksinya terhadap suara seorang siswa yang bersin di kelas. Emma pun merasa terganggu dengan suara itu.
Emma menderita penyakit misophonia, atau penyakit pembenci suara. Penyakit itu merupakan penyakit langka yang menyerang sistem syaraf. Umumnya, penderita misophonia pernah mengalami peristiwa buruk yang disebabkan oleh suara-suara tertentu.
Dalam video dokumentasi kehidupan sehari-hari Emma, Emaa mendeskripsikan reaksinya terhadap suara seorang siswa yang bersin di kelas. Emma pun merasa terganggu dengan suara itu.
"Suara itu menciptakan guncangan di sekujur tubuh saya. Saat itu, saya langsung kebingungan," ujar Emma.
Menurut laporan dari Suratkabar New York Times, penyakit itu muncul saat seorang bocah tumbuh menjadi remaja dan akan semakin memburuk ketika mereka dewasa. Menurut organisasi advokasi penderita misophonia, tidak ada obat yagn dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Terapi pun akan memakan waktu bertahun-tahun.
Para penderita Misophonia sering mendapat kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal itu disebabkan karena mereka tidak akan merasa nyaman dengan suara yang dikeluarkan oleh pasangannya sendiri. Umumnya, para penderita misophonia lebih memilih untuk menetap di rumahnya dan berada di ruangan yang sangat tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar