Minggu, 28 Oktober 2012

5 Burung Berwajah Terseram di Dunia

1. Condor California

 Saat ini jumlah burung Condor California diperkirakan ada 350 ekor saja, namun demikian jumlah tersebut dikatakan cukup mengkhawatirkan. Condor California baru dinyatakan sebagai burung yang dilindungi pada 1987, ketika itu jumlah mereka hanya 22 ekor saja. Bahkan pada 1988 hingga 1991 burung Condor California ini tidak lagi terlihat melayang di langit atau  di beberapa kawasan California bahkan hingga saat ini. Namun melalui salah satu badan konservasi satwa liar, mereka mengabarkan bahwa burung Condor California pada Maret 2007 jumlahnya mencapai 279 di dunia dan 130 ekor  di antaranya adalah yang terdapat di kawasan California, Arizona dan Baja, Meksiko.


2. Andean Condor

Burung Andean Condor ini merupakan yang terbesar di antara condor lainnya, dan tetap memiliki wajah yang tangguh sekaligus menyeramkan. Andean Condor tidak memiliki bulu yang tumbuh di atas kepalanya, namun untuk jantan mereka memiliki mahkota (jengger). Selain itu sesuai dengan ukurannya yang besar, ia memiliki paruh yang kuat untuk mengoyak bangkai binatang-binatang besar seperti lama, banteng, rusa dan sebagainya. Tinggi tubuhnya mampu mencapai 1,2 m dengan berat tubuh lebih dari 15 kg, dan jika ia merentangkan sayapnya, Wow!  Panjangnya sekitar 3 meter-an. Ia pun salah satu burung besar yang pintar, dan hidup secara berkelompok. Andean Condor merupakan burung khas Amerika Utara yang keberadaannya pun dilindungi.


3. Turkey

Kalkun tidak saja merupakan kelompok burung yang menyeramkan dan besar saja, namun yang paling banyak dijadikan santapan oleh manusia terutama di benua Amerika dan Eropa yang memiliki perayaan tertentu denga menu khas daging kalkun. Bahkan Benjamin Franklin ketika menjabat menjadi Presiden Amerika Serikat, mengusulkan agar burung Kalkun ini dijadikan sebagai burung nasional Amerika Serikat.
Kalkun merupakan salah satu burung yang tidak bisa terbang namun memiliki bulu dan motif yang indah dan eksotis. Suaranya pun lantang, sehingga dapat terdengar hingga ratusan meter.  Hanya kalkun jantan yang memiliki bulu tebal dengan motif yang indah ketika sayapnya direntangkan, demikian pula dengan ekornya. Namun di bagian kepala mereka tidak tubuh bulu hanya saja memiliki jengger menyerupai janggut yang panjang menjuntai ke bawah.

Sementara kalkun betinanya mampu mengenetaskan 4 hingga 17 butir telor setiap kali mereka bertelur. Namun induk betina kalkun hanya sebentar sekali menemani dan memberi anak-anaknya makan, selanjutnya mereka membiarkan anak-anaknya untuk mandiri. Sementara kalkun jantan bahkan sudah terlebih dulu tidak mengacuhkan keturunan mereka.


4. Marabou Stork 

Kita biasanya menganggap burung sebagai mahluk yang dipenuhi denga bulu-bulu dan motifnya yang indah. Namun anggapan tersebut akan buyar ketika melihat tiga burung di atas termasuk yang satu ini. Marabou Stork merupakan burung khas benua Afrika di bagian selatan terutama di Gurun Sahara. Burung Marabou Stork memiliki sebutan yang sangat buruk karena reputasinya sebagai burung pemburu, yakni “burung pencabut nyawa”.
Burung Marabou memiliki ukuran tubuh yang besar, tingginya bisa mencapai 1,5m dengan rentangan sayap sejauh 2,6m. Bahkan saking berat tubuhnya, agar dapat terbang secara bebas mereka memiliki kaki yang berlubang. Sehingga udara dapat menembus ke dua kaki mereka. Paruh mereka panjang, kuat dan besar, sehingga dapat memakan beberapa mangsa sekaligus. Mereka adalah pencuri yang menyeram dan tak gentar, bahkan untuk mendatangi sarang-sarang burung yang dijaga oleh para pemiliknya.


5. Greater Adjutant

Burung satu ini masih satu keluarga dengan Stork, namun hidupnya lebih jorok dari saudaranya, karena ia rela harus mencari makan hingga tubuhnya dipenuhi kotoran ataupun lumpur.  Meski demikian Adjustan merupakan burung yang keberadaannya sangat mengkhawatirkan, bahkan mendekati kepunahan.
Adjustan memiliki tubuh yang tingginya mampu mencapai 1,45-1,50m dengan rentangan sayap 2,5m. Mereka biasanya terlihat sedang mencari makan di kawasan perairan dangkal ataupun danau yang akan mengering. Namun ketika ekologi mereka banyak diusik dan berubah akibat campur tangan manusia, mereka harus rela mencari makanan di atas atau bahkan di bawah tumpukan sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar