Selasa, 23 Oktober 2012

5 Fakta Unik Tentang Macan Tutul

1.      Hewan Penyendiri 

 Macan tutul tidak suka hidup berkelompok, atau termasuk sebagai hewan penyendiri. Bahkan macan tutul menghindari spesiesnya. Sebagai predator, macan tutul menjadikan malam hari sebagai waktu untuk berburu, sehingga dikegelapan malam macan tutul lebih aktif, tetapi walaupun selalu menghindari satu sama lain, macan tutul bisa menjadi sangat buas terhadap sesamanya, terutama jika dalam kondisi lapar, atau tidak ada stok makanan yang bisa diburunya.

Begitu pun terhadap manusia, macan tutul akan menghindarinya, walapun tidak sebagai target buruam. Namun, jika macan tutul ini dalam kondisi yang kurang sehat, kelaparan, atau terluka, sehingga tidak dapat berburu mangsa biasa, manusia bisa dijadikan buruan untuk dimakan. Bahkan di India, peristiwa macan tutul memangsa manusia sudah bukan cerita baru. Di daerah Rudraprayag pernah terjadi seekor macan tutul jantan berhasil memangsa 125 jiwa, yang sebagian besar di antaranya anak-anak. Bahkan dari hasil data yang dikumpulkan, macan tutul betina yang dikawasan tersebut disebut macan tutul panar, di awal abad ke-20 sudah tercatat memangsa lebih dari 400 jiwa.

Sebagai hewan yang tidak hidup berkelompok, populasi macan tutul dalam satu habitatnya terbilang sangat lambat. Bahkan kematian anak macan tutul termasuk tinggi jika dibanding kucing besar lainnya. Biasanya betina memiliki satu sampai dua anak yang tinggal bersama induknya sampai macan muda berumur sekitar satu setengah hingga dua tahun.


2.   Pembunuh Berdarah Dingin

 
Sebagai hewan predator, macan tutul termasuk hewan berdarah dingin dan menggunakan segala macam cara dan kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Bahkan macan tutul tidak pernah memilih hewan yang harus menjadi buruannya, karena segala jenis mangsa dan berbagai ukuran bisa menjadi sasarannya. Namun, sesuai dengan kesediaan mangsa didekat habitatnya, macan tutul selalu berburu hewan menyusui, hewan pengerat, ikan, burung, monyet, dan hewan lain yang mudah ditemuinya.

Karena keahliannya dalam menyerang mangsa dari atas dahan dan mematikannya dengan cara menggigit leher dan mendorongnya hingga roboh, macan tutul juga sering disebut harimau dahan. Macan tutul memang pandai memanjat pohon yang dianggapnya sebagai tempat paling strategis saat berburu. Apalagi ketika berada di atas dahan, hewan-hewan yang tengah diincarnya tidak menyadari keberadaan macan tutul. Dan di saat itulah, sergapan dari atas dahan mengejutkan mangsanya sehingga tidak dapat menghindarinya. Ketika memangsa hewan buruannya dari atas dahan, 90% berakhir dengan sukses.

Walaupun menjadi hewan dengan bobot terkecil dibanding tiga kucing besar lainnnya, tetapi macan tutul mampu mengangkat hewan mangsanya yang memiliki bobot lebih berat 2,5 kali dari tubuhnya. Dan biasanya mangsanya tersebut akan disantapnya di atas pohon yang dianggapnya sebagai tempat teraman dari gangguan predator lainnya, seperti kucing besar lain yang bobotnya lebih besar dari macan tutul.


3.      Tidak Menyukai Air

 
Keunikan yang membedakan macan tutul dengan kucing besar lainnya, yakni tidak menyukai air. Padahal semua kucing besar adalah perenang yang handal. Bahkan di saat terdesak atau lapar sekalipun jika mangsa yang diburunya berlari ke arah air, macan tutul akan memilih meninggalkan mangsa tersebut dan mencari buruan lainnya. Namun, terkadang hewan yang diburunya tidak menyadari kalai macan tutul takut air, sehingga saat dikejar, hewan buruan memilih memanjat pohon agar terhindar dari sergapan. Karena macan tutul sangat ahli memanjat pohon, hampir dipastikan hewan buruan yang naik ke atas pohon akan mati di tangan sang macan.

Macan tutul hanya akan mendekati air ketika ia merasa haus dan mengambil minum di sungai. Saking tidak menyukai air, macan tutul tidak memasukkan kakinya di sungai saat minum. Biasanya macan tutul akan berdiri di pinggir sungai, atau berdiri dia atas bebatuan, lalu menundukkan kepala dan menjulurkan lidahnya. Walaupun jarak ke air sedikit sulit, bagi macan tutul masih memungkinkan mencapainya tanpa perlu turun ke air. Situasi tersebut ditunjang fleksibel tubunya dan mampu menjaga keseimbangan dengan baik, seperti halnya ketika memanjat pohon, yang tidak pernah terjatuh.

Untuk mebersihkan dirinya, macan tutul tidak seperti kucing besar lain yang memilih mandi di sungai. Macan tutul akan berguling di tanah dan diakhiri dengan mengibaskan badannya agar kotoran di tubuhnya terlepas atau terbang.


4.      Macan Tutul Stroberi

 
Baru-baru ini di kawasan Taman Nasional Mpumalanga, Afrika Selatan ditemukan seekor macan tutul langka berwarna stroberi. Seorang fotografer sekaligus pemandu wisata di taman nasional tersebut, Deon De Villiers, mengirimkan foto-foto hasil bidikannya ke sejumlah pakar di sebuah kelompok konservasi kucing liar di Amerika Serikat, untuk mengonfirmasi keanehan warna pada macan tutul tersebut. Pengintaian Deon berawal dari seringnya laporan wisatawan yang melihat adanya macan tutul berwarna unik. Padahal umumnya macan tutul memiliki warna kuning kecokelatan dan bintik berwarna hitam.

President of Cat Conservation Group, Luke Hunter mengatakan, macan tutul tersebut kemungkinan mengalami erythrism, sebuah kondisi genetic yang menyebabkan produksi berlebih pigmen merah atau rendahnya produksi pigmen berwarna gelap pada hewan tersebut. Erythrism sendiri sangat tidak lazim pada karnivora, dan umumnya terjadi pada rakun, lwak Eurasia, dan coyote.
Karena keanehan yang dimilikinya itu, Luke memperkirakan macan tutul tersebut nasibnya sangat terancam. Bukan hanya menjadi buruan predator lain, karena bisa dianggap hewan baru, tetapi juga akan menjadi buruan manusia. Terutama jika macan tutul unik tersebut terlepas dari taman nasional yang sebenarnya lebih terlindungi keamanannya.


5. Bersahabat dengan Manusia

 
 Ternyata selain dikenal sebagai hewan penyendiri dan menghindari manusia, ternyata macan tutul juga bisa memperlihatkan rasa persahabatan dan berbalas budi pada kebaikan manusia. seperti yang dirasakan seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran di salah satu universitas di Rusia, Andrey Golosov. Macan tutul bernama seva tersebut telah menjadi teman baik Golosov selama bertahun-tahun, dan keduanya terlihat sangat saling menyayangi.

Sevi dibawa Golosov ke rumahnya setelah ditinggal mati oleh induknya. Dengan penuh kasih sayang, Golosov merawatnya. Secara rutin ia memberi seva makan dan susu melalui botol. Layaknya seekor induk pada anaknya, seva selalu mencari Golosov. Setelah dirawat selama lima bulan dan terlihat sangat dekat dari keduanya, sebuah kebun binatang di Moskow akhirnya membawa seva untuk dirawat di sana.

Kejadian langka tersebut sempat menjadi berita yang cukup menarik perhatian beberapa media massa. Bahkan beberapa orang fotografer berhasil mendokumentasikan bagaimana kedekatan antara seva dengan Golosov sebelum keduanya berpisah. Bahkan Golosov terlihat sangat kehilangan walaupun harus merelakan seva tinggal di penangkaran kebun binatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar