Kamis, 14 November 2013
Shunga, Karya Seni Erotis Jepang 400 Tahun Silam
Salah satu gambar paling erotis yang memalukan dalam buku sejarah, terdapat di kertas kayu yang ditulis secara berurutan, yang merupakan ikon artis Jepang Katsushika Hokusai. Yang dikenal dengan G-rate, era zaman Edo yang dicetak dalam "The Great Wave at Kanagawa." unikgaul.com
Dalam gambar tersebut diperlihatkan adegan bercinta, yang disebut titillating, antara wanita dengan cumi-cumi. Karya tersebut memperlihatkan gambar yang vulgar, kebinatangan, dan wanita yang puas dalam sebuah seni.
Itu merupakan salah satu seni lukis yang sangat menggoda, yang dihasilkan selama abag ke-17. Dan seni tersebut dikenal dengan nama Shunga, seni yang sempat ditutup oleh Jepang pada abad ke-20 karena sangat erotis.
Dan kini, pemeran bertema "Shunga: Seks dan Kepuasan di Seni Jepang" akan digelar, memberikan seniman dari ukiyo-e layak untuk dilihat. Koleksi karya-karya hebat dari Hokusai, Kitagawa Utamaro dan Utagawa Kunisada, yang menggebrak arti tabu selama lebih 300 tahun, akan diperlihatkan.
Daya tarik seni Shunga terletak pada kemampuan gambar, untuk menarik perhatian pria dan wanita dalam preferensi seksual. Seni Shunga in telah ada sejak tahun 1600-an, namun keberadaannya disensor ketat oleh pemerintahan Jepang sampai abad ke-20. Dan sekarang, seni tersebut akan ditampilkan di Museum Inggris, Oktober ini sampai dengan Januari 2014.
Bentuk Shunga macam-macam bentuknya. Pada awal kemunculan Shunga, media yang digunakan adalah gulungan kain atau kertas. Namun kebanyakan Shunga yang dibuat pada jaman Edo terbuat dari potongan kayu yang digambar. unikgaul.com
Namun meskipun gambar-gambar Shunga adalah gambar-gambar yang erotis, para pembuat shuga masih tetap digolongkan sebagai seorang pekerja seni. Hal ini dikarenakan pembuatan Shunga disebut sebagai salah satu pergerakan untuk mengekspresikan kehidupan masyarakat urban.
Selain itu, walaupun pada pembuatan Shunga diperuntukkan untuk kalangan atas atau Shogun, Shunga ternyata juga bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat Jepang di Jaman Edo.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar