1. Semut madu
Selain lebah ada juga semut yang mampu menghasilkan madu, Semut Madu (Honey Pot Ant) atau bahasa latinnya Myrmecocystus, semut-semut ini diberi makan oleh semut pekerja dengan buangan pencernaan Aphid (Serangga Daun) yang disebut “madu”. Zat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan madu biasa. Akan tetapi, buangan pencernaan kutu ini yang memakan getah tumbuhan dinamai demikian karena mengandung gula dalam kadar tinggi. Jenis semut ini banyak ditemukan di australia, dimana suku aborigin sering menggali tanah untuk mencari madu semut ini. unikgaul.com
2.burung walet
Siapa sih yang belum pernah mendengar sarang burung walet? Seperti yang sudah kita ketahui, sarang burung walet yang asli harganya mahal banget. Dan yang sampai sekarang kita ketahui juga kalau harga sarang burung walet itu mahal mencapai 20 juta / kilonya, tetapi sekarang sudah turun harga dan tidak mencapa 5 juta. Umumnya, sarang burung walet disajikan dalam bentuk sup. Dan dapat kita temukan di restoran - restoran Cina. unikgaul.com
Sebenarnya, pengkonsumsian sarang burung walet ini bukanlah hal yang baru. Malah, sudah sejak abad 14, sarang burung ini dimanfaatkan sebagai makanan. Di Cina, sup sarang burung walet (birdnest soup) merupakan makanan favorit para raja dan bangsawan. Dan menurut cerita yang masih beredar sampe sekarang kaisar Ming sangat menggemari sup yang satu ini. Mungkin karena cerita atau mitosnya itulah, maka sup sarang burung walet dijadikan simbol makanan yang mewah dan bergengsi dan sangat mahal harganya. Tetapi selain itu kabarnya sarang burung walet juga sangat bagus untuk kesehatan. unikgaul.com
3. Luwak/musang
Hewan satu ini gemar makan kopi, karena kopi sangat keras maka hanya kulitnya saja yang dicerna oleh hewan ini sedang bijinya akan tetap utuh. Mengenai asal mula penemuan kopi luwak adalah dulu saat jaman penjajahan semua hasil panen kopi harus diserahkan ke belanda sehingga petani gak boleh minum kopi. Para nenek moyang kita mengambil kotoran dari luwak ini untuk dipilih kopinya, dan ternyata rasa kopi kotoran luwak ini lebih nikmat. unikgaul.com
4. Panda
Panda betul-betul binatang pembawa berkah bagi rakyat Cina. Seorang mantan guru yang memanfaatkan kotoran panda untuk bertani teh menghasilkan tanaman mutu tinggi. Produk yang dibanderol sebagai 'teh organik kotoran panda' ini diburu orang kendati harganya hingga USD 200 (setara Rp 1,9 juta) percangkir. An Yanshi, yang kini menjadi seorang pengusaha di barat daya Cina, bertani teh di Ya'an, pegunungan di provinsi Sichuan menggunakan berton-ton kotoran dari panda yang hidup di pusat-pusat penangkaran di dekatnya. unikgaul.com
Angkatan pertama teh kotoran panda dijual sebanyak 50 gram. Kebanyakan orang menggunakan sekitar 3 gram teh per cangkir. "Saya berterima kasih kepada langit dan bumi untuk memberkati kita dengan teh panda," kata pria 41 tahun itu dalam sebuah acara akhir pekan untuk mempromosikan tehnya. "Saya hanya ingin menyampaikan kepada masyarakat dunia pesan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna, dan mentradisikan budaya daur ulang serta penggunaan pupuk organik. unikgaul.com
" Menurut An, kotoran panda sangat menyuburkan dan aman. Pasalnya, panda hanya makan bambu liar dan menyerap hanya sebagian kecil dari nutrisi dalam makanan mereka. "Mereka seperti mesin yang berputar, dan yang dikeluarnya adalah pupuk organik," katanya. "Mereka terus makan dan mereka terus memproduksi kotoran." unikgaul.com
5. Kopi Gajah
kopi ini berasal dari sisa sisa pencernaan gajah. penemu kopi ini adalah Blake dinkin..dimana saat kotoran gajah ada yang bercampur kopi dipunguti. Dia menjelaskan bahwa diperlukan 33 Kg kopi mentah untuk menghasilkan 1 kg kopi gajah.karena sangat kuatnya pencernaan gajah sehingga banyak kopi yang hancur.Harga perkilo dari kopi ini mencapai 10 juta. unikgaul.com
6.Urine Sapi
Adalah Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), salah satu kelompok budaya Hindu terkemuka di India, yang mencoba mengembangkan penemuan tersebut. Mereka melakukan riset di Haridwar, kota suci yang terletak di kawasan Sungai Gangga. Hasilnya, sebuah minuman kesehatan alternatif yang berasa seperti minuman ringan.
Diharapkan temuan minuman ini bisa menyaingi dua merek cola yang sudah tenar, Coke dan Pepsi. Mereka memberinya nama Gau Jal alias Air Sapi. Selama ini masyarakat Hindu India memuja sapi dan mengeramatkannya. Sapi tidak boleh disembelih atau dimakan dagingnya. Namun, produk turunan yang terbuat dari susu sapi boleh diolah menjadi beragam produk.
Tak terkecuali urine dan kotoran sapi. Masyarakat setempat bahkan telah mengonsumsi keduanya selama bertahun-tahun. Mereka memang tidak meminum atau memakannya bulat-bulat. Namun, mencampurkannya dalam minuman, dengan tujuan menambah kesehatan mereka. Di beberapa negara bagian India, kotoran dan urine sapi dijual di toko-toko setempat, bersanding dengan produk susu dan yogurt.
Sebuah perusahaan makanan kesehatan India mencampurkannya ke dalam bubur, pasta gigi, dan minuman tonik. Kedua bahan ini diyakini bisa menyembuhkan beberapa penyakit, seperti liver, diabetes, dan kanker. Urine sapi ditengarai memiliki bahan-bahan desinfektan, sementara kotoran sapi di beberapa desa dipergunakan sebagai pembersih dan antiseptik lantai. Kini, RSS yang menyulap urine menjadi minuman ringan berharap produk mereka bisa diterima luas di masyarakat.
“Kami mendefinisikan gau ark (urin sapi) menjadi gau jal (air sapi) yang memiliki bahan potensial untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Kami mengembangkan sebuah formula minuman ringan dengan gau jal sebagai bahan dasarnya. Saat ini formula tersebut tengah dikirim ke laboratorium di Luknow untuk dicoba,” kata Om Prakash, Direktur Cow Protection Department RSS.
Timnya kini sedang memfokuskan diri dalam hal pengepakan dan pendistribusiannya. Mereka juga sibuk mencari cara penyajian yang tepat saat mengonsumsi gau jal, terutama selama musim panas. Dikhawatirkan karena suhu yang tinggi menyebabkan minuman tersebut menjadi bau. “Ini menjadi penemuan revolusioner. Selama bertahun-tahun urin sapi memiliki potensi medis yang tinggi. Penemuan-penemuan terus berkembang hingga akhirnya penemuan menjadi minuman dingin. Ini akan membuktikan betapa tinggi kedudukan sapi di budaya India,” ujar Prakash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar